Rabu, 09 September 2015

Makan Nasi Jagung, Rupiah Menguat

Makan nasi Jagung, Upaya Kecil Untuk Memperkuat Nilai Tukar Rupiah.

Ditengah menurunnya nilai mata uang Rupiah terhadap US dolar, pemerintah menganjurkan untuk mencintai produk-produk dalam negeri. Mulai dari penggunaan mata uang uang Rupiah dalam setiap transaksi, menggunakan segala kebutuhan pokok (sembako) produk dalam negeri hingga kebutuhan hiburan harus produk dalam negeri. Apapun harus produk dalam negeri, saya jadi ingat tagline iklan sebuah produk di stasiun TV yang berbunyi "Cintailah produk-produk Indonesia".

Menurut saya sebagai rakyat biasa, menurunnya nilai tukar mata uang Rupiah saat ini disebabkan banyak faktor (seperti yang saya lihat di TV). Dan tidak hanya Indonesia saja, negera-negara lain juga terkena dampaknya. Sehingga seluruh rakyat Indonesia wajib dan harus ikut juga dalam usaha untuk menguatkan kembali nilai tuker Rupiah.

Sudah dua minggu ini, saya mencanangkan untuk makan nasi jagung minimal sekali dalam seminggu. Memang secara tidak langsung tidak akan berdampak apa-apa terhadap penguatan rupiah. Tapi kalau saya lihat situasi saat ini : nilai Rupiah terpuruk, banyak petani padi terancam gagal panen, stok beras nasional semakin sedikit dan ditambah pula rencana untuk impor beras. Jelas, semakin banyak impor tentu Rupiah akan sangat sulit bergerak menguat. Menurut saya harusnya kondisi saat ini perbanyaklah ekspor bukan impor. Produk Jagung banyak ditemukan dibeberapa wilayah di Indonesia, bahkan sampai surplus atau di ekspor (setahu saya di propinsi Gorontalo, CMIIW). Jagung juga menjadi bahan makanan pokok beberapa daerah. Dari segi kesehatan, menurut informasi yang saya peroleh, Jagung memiliki kadar gula yang rendah dibandingkan nasi beras putih.

Tentunya setiap warga, punya cara masing-masing untuk membantu pemerintah dalam mengatasi situasi seperti ini. Saya juga memberikan apresiasi terhadap Kota Depok dan Bandung yang telah mencanangkan program "One Day No Rice". Semoga disusul oleh kota-kota lain. Program diversifikasi pangan selain Jagung, tentunya masih banyak alternatif lain seperti singkong, kentang dan umbi-umbian. Mari kita dukung segala program untuk ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Ini hanya sebuah catatan biasa, tidak ada maksud tertentu. Kalau ada kesalahan, mohon dimaafkan.

Tidak ada komentar:

Ads Inside Post