Minggu, 06 September 2015

Sebuah Semangat, Belajar Tidak Mengenal Batasan Usia

Ketika saya masih sibuk rutinitas pekerjaan sehari-hari, datanglah seorang tamu yang boleh dibilang seumuran orang tua saya sendiri. "Assallamu'alaikum, permisi", ucapan bapak tadi yang terdengar pelan diluar. Saya langsung bergegas menuju pintu sambil mengucap "Wassalam, iya pak ada yang bisa saya bantu?", jawab saya yg sambil mempersilakan tamu saya untuk masuk dan duduk dikursi tempat biasa untuk ngajar pelatihan komputer. "Apa benar disini tempat belajar komputer gratis", tanya bapak tadi dengan agak keraguan. "Iya pak", tegas saya. "Bapak tahu informasinya dari mana?", tanya saya sambil ingin memastikan saja. "Saya tahu dari spanduk yang dipasang di depan komplek perumahan", jawab bapak tadi. "Sebenarnya saya sudah lewat sini dari jam dua-an, cuma saya muter-muter lagi sambil ngobrol di pangkalan ojek nunggu sampai jam 3", bapak tadi memperjelas lagi. Saya pun membenarkan ke tamu saya, kalau memang tim kita yang memasang spanduk tersebut. Sampai saat ini spanduk tersebut sudah mengantarkan tiga orang bapak-bapak ke tempat saya untuk bertanya tentang belajar komputer gratis. Dan Alhamdulillah dua orang sudah belajar di tempat saya, yang pertama pensiunan TNI AL dan yang kedua bapak yang ini.
Tanpa saya memulai perkenalan, bapak tamu saya ini memperkenalkan dirinya. Beliau ini tinggal di daerah Cijantung dan pekerjaan sehari-hari membantu anaknya yang bekerja disebuah perumahan cluster di daerah muncul, cibubur. Beliau adalah pensiunan dari perusahaan BUMN angkutan umum yang beroperasi di ibukota Jakarta. Tanpa saya mintapun, beliau bercerita panjang lebar mengenai pengalaman pekerjaannya yang sudah digelutinya selama hampir 25 tahun. Bahkan masalah keluarga pun juga diutarakan dengan seksama, mulai dari mengurus pengobatan anaknya di Kediri, sampai Jogorogo (lumayan dekat dengan kampung saya) bahkan sampai ke ponari yang di Jombang. Juga sampai mencarikan kampus buat anaknya yang akhirnya diterima dikampus di daerah Bambuapus dengan gratis tanpa biaya.
Ketika saya bertanya "motivasi bapak belajar komputer apa pak?", bapak tadi menyebutkan ingin membantu pekerjaan anaknya. Katanya kalau bapak tadi sudah bisa komputer, anaknya nanti disuruh belajar komputer disini juga sedangkan bapaknya gantian jaga di tempat kerjaan. Sebuah semangat yang luar biasa sekali, walaupun usia sudah tua tapi semangatnya masih tinggi untuk bisa. Beliau juga menceritakan agar tidak kalah gaul dengan teman-temannya yang sudah bisa komputer. "Sebelumnya bapak sudah pernah belajar komputer", tanya saya lagi. "Belum mas, saya mau belajar dari awal", jawabnya. "Saya ingin belajar ngetik pakai word dan ngirim nya pakai google", beliau menegaskan kembali. Saya sedikit tersenyum dengan pernyataan bapak tadi yang terakhir, dalam hati saya berkata, bapak ini sudah tahu juga google cuma belum tahu fungsinya.
Setelah obrolan perkenalan, walaupun saya belum tahu nama bapak yang ini. Akhirnya saya sempatkan dulu untuk mengajar bapak ini dasar-dasar pengoperasian komputer (notebook). Mulai dari menyalakan, shutdown, sleep, restart sampai membuat folder dengan nama bapak ini. Dari situlah saya baru tahu nama bapak ini adalah Amir. Saya juga mengajarkan tata cara mengelola file yang baik, melihat dokumen, foto dan video. Walaupun ditengah-tengah pembelajaran awal ini, bapak Amir banyak pertanyaan, saya berusaha menjelaskan dengan sabar dan bagaimana agar bisa dimengerti oleh bapak Amir. "Mas, saya ingin jemput anak saya dulu, jadi nanti diterukan lagi belajarnya", pinta bapak Amir. Memang tak terasa sudah satu jam lebih, untuk belajar tahap pertama saya rasa sudah cukup. Beliau juga minta agar waktu belajarnya bisa lebih awal misalkan pagi. "Boleh pak, untuk belajar berikutnya nanti dengan tim saya saja, silakan janjian via SMS", saya pun menegaskan kembali. Sebelum berpamitan bapak Amir pun dengan ikhlas mendo'akan keluarga saya.

Tidak ada komentar:

Ads Inside Post