Sabtu, 05 September 2015

Uber Taxi, solusi transportasi masa kini

Pada hari Kamis 20 Agustus, saya berkesempatan mengendarai Uber taksi dari SCTV tower ke Graha Cijantung Mall. Awalnya iseng saja dan penawasaran ingin coba-coba setelah beberapa teman cerita tentang layanan taksi ini yang beda dengan layanan taksi lainnya.

Memang dari segi kemudahan dalam order taksi yg melalui smartphone, juga karena pertimbangan harga yang kompetitif dibanding dengan taksi lain. Demam layanan transport semacam Go-jek dan Grab Bike yang lagi melanda Ibukota Jakarta,
turut menambah rasa penasaran saya. Walaupun sampai saat ini belum pernah merasakan layanan Go-Jek, padahal aplikasi Go-Jek sudah sukses terinstall di iPhone saya sejak dua minggu lalu. Ditambah pula, hampir tiap minggu ada rutinitas
meeting dengan calon klien di area Sudirman dan sekitarnya, sedangkan saya tinggal di Depok. Biasanya saya kalau ada jadwal meeting selalu naik taksi dari daerah sekitar Graha Cijantung Mall, sekali jalan bisa menghabiskan biaya 100an ribu belum termasuk
makan siang dan minuman. Nah, pas kemarin saya dijalan naik taksi dari Graha Cijantung Mall menuju SCTV tower, iseng pasang aplikasi UBER taksi di iPhone. Tidak lama setelah registrasi dengan memasukan nama, e-mail, no.HP dan no.CC,
aplikasi tersebut berhasil sukses terinstall. Setelah saya bayar argo taksi seharga 98ribu ditambah 8500 untuk tol, segera saya menuju lokasi meeting. Sambil utak-atik aplikasi Uber, karena nunggu calon klien yang belum datang juga.

Yang ditunggu-tunggu telah tiba, walaupun sempat ragu karena beberapa kali saya utak-atik terus aplikasi Uber taksi tersebut. Saya bisa memantau armada Uber taksi memang ada beberapa yg disekitaran SCTV tower (sency).
Akhirnya memutuskan untuk mencoba layanan taksi ini. Setelah berhasil order, 4 menit kemudian armada Uber taksi tiba. Tepat pukul 03.29 pm saya langsung pede naik saja, karena memang setelah order kita tahu nama driver dan nomor plat mobil yg saya order.
"Pak, nanti lewat jalan layang flyover antasari saja". Pak driver bergegas memutar balik di sekitaran Plaza Senayan sesuai permintaanku tadi. Pembicaraanpun mulai saya buka, "Pak, sudah berapa lama gabung di Uber taksi?". "Baru sekitar 5 bulanan pak", jawab pak driver.
"Tinggal dimana pak?", tanyaku lagi. "Di Depok pak", lanjut pak driver. Saya langsung celetuk, "Wah sama pak, saya juga di Depok. Saya tinggal dekat Asrama Brimob Kelapa Dua". Rasa penasaran akan Uber taksi semakin dalam,
setelah pak driver selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Dengan berani saya bertanya : "Pak, selama gabung di Uber taksi, apakah ada intimidasi dari taksi lainnya?". Pak driver kemudian menjadwab: "Tidak ada pak, cuma waktu itu
memang ada masalah yang sempat rame di berita tapi sudah diselesaikan. Saya pun menegaskan ke pak driver, bahwa layanan taksi seperti Uber inilah yang akan menjadi tren mendatang. Karena selain order gampang cukup lewat aplikasi di
smartphone juga harganya yang ramah dikantong tentu dengan fasilitas yang sama. Pak driverpun meng-iya-kan, beliau menambahkan kalau Uber taksi sudah ada di Bandung dan Bali. "Pak, kalau driver Go-Jek dibekali smartphone ZTE dan kartu
Simpati. Kalau driver Uber pakai apa pak?". Dengan cepat pak driver menjawab:"iPhone pak", saya pun jadi terkejut. Memang katanya setiap driver Uber dibekali dengan smartphone dari iPhone seri 4 dan kartu Mentari, semua itu harus dicicil tiap bulan kata pak driver.
Tak terasa setelah beberapa perbincangan kecil dengan pak driver, selang 45 menit kemudian lokasi tujuan hampir tiba. Walaupun banyak pembicaraan yang tidak saya tulis disini, intinya pertama kali naik Uber taksi sangat terkesan sekali.

Sebelum tiba dilokasi, saya pun memastikan lagi tanya ke pak driver. "Pak, untuk payment nanti langsung di debit ke CC ya?". "Iya pak, bahkan biaya tol tadi juga langsung ditambahkan", jawab pak driver. Tepat berhenti di seberang McD Graha Cijantung Mall, pak driver menegaskan lagi
ke saya bahwa order saya sudah di off-kan sampai titik tujuan, nanti biayanya akan dirinci via e-mail. Sebelum keluar mobil saya sempatkan bilang terimakasih dan semoga bertemu lagi, sambil memberikan uang tips yg saya anggap sebagai pengganti biaya tol tadi.

Keesokan harinya, saya membuka e-mail dan benar bahwa record order perjalanan saya dengan Uber taksi sudah ada informasinya. Disitu tertulis biaya total Rp61.000 dan dibayar dengan kode promosi yang tempo hari saya dapat dari teman yg pernah naik Uber taksi.
Artinya bayar nol, karena setiap memasukan kode promosi dari teman akan dihargai sebesar Rp.75.000. Kalau anda pengin pakai kode promosi saya silakan : harjiantoaue.

Tidak ada komentar:

Ads Inside Post